Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pertanyaan yang Sering Muncul Di Benak Kita Mengenai Ta’aruf

Pertanyaan yang Sering Muncul Di Benak Kita Mengenai Ta’aruf

Pertanyaan Sering Muncul Di Benak Kita Mengenai Ta’aruf - Ketika kita mendengar kata ta’aruf, maka berbagai spekulasi dan pertanyaan yang muncul dari perkataan orang lain atau bahkan dari perkataan kita sendiri. Prosesi yang sangat dianjurkan oleh agama Islam ini pada kenyataanya tidak “semengerikan” dari apa yang kita bayangkan, kok.

Sayangnya, dikalangan masyarakat luas, banyak yang kurang paham mengenai esensi ta’aruf itu sendiri dan mereka beranggapan bahwa ta’aruf itu kuno, terlalu kolot dan tidak mengikuti zaman. Apa benar seperti itu?

Dalam ajaran Agama Islam, ta’aruf adalah kegiatan bersilaturahim atau proses pengenalan antar keluarga pria dan wanita yang ingin saling mengenal satu sama lain dengan tujuan yang sangat mulia, yaitu menikah tanpa pacaran, seperti kebanyakan orang pada zaman sekarang.

Perbedaan ta’aruf dengan pacaran dari segi manfaat dan tujuan sangatlah berbeda. Menurut kaum fundamentalis tujuan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat tanpa ada rasa tanggung jawab dan ikatan. Sedangkan ta’aruf tujuanya untuk mengetahui kriteria calon pasangan tanpa menodai kesucian antara kedua belah pihak.

Saya disini akan memaparkan beberapa pertanyaan yang sering ada di dalam pikiran kita tentang ta’aruf, khusus buat para pembaca sekalian.

Apa sih Ta’aruf itu ?

Di dalam Al-Quran Allah berfirman : “Hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita, lalu menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal (ta’arofu)..” (QS. Al-Hujurot : 13)

Agama Islam menolak segala bentuk maksiat dalam interaksi antara laki-laki dan wanita, semacam tunangan dan pacaran atau istilah-istilah lain. Namun Islam menukar metode-metode maksiat dengan metode ta’at sebelum nikah seperti ta’aruf yang halal agar tujuan nikah tersebut menjadi baik.

Pada dasarnya prosesi ta’aruf adalah proses yang dijalani oleh orang yang telah memantapkan hati dan telah siap menikah. Jadi ta’aruf bukanlah produk subsitusi pacaran, ia bukanlah pembungkus maksiat pacaran atas nama yang lebih islami.

Sebelum melakukan ta’aruf sebaiknya pastikan semua urusan telah diselesaikan, kedua orang tua telah menyetujui dan merestui proses niat ta’aruf tersebut. Di dalam proses ta’aruf juga terdapat fase untuk saling mengenal lebih dalam satu sama lain.

Dengan cara, saling menanyakan mulai dari kekurangan dan kelebihan, hal yang disukai dan tidak atau hal-hal yang menjadi prinsip kedua pihak.

1. Di Dalam Ta’aruf Apakah Boleh Bersentuhan satu sama lain?

Islam mensyariatkan, pria dan wanita yang bukan muhrim dilarang untuk berinteraksi berlebihan dan saling bersentuhan, karena hal tersebut berpotensi mengundang syahwat. Sebelum keduanya menjadi suami-istri yang sah lebih baik jangan terlalu sering berinteraksi apalagi saling bersentuhan.

Rosulullah Saw memang membolehkan untuk melihat wanita yang kita ajak untuk ta’aruf hingga memiliki kecenderungan padanya, namun melihat disini hanya sebatas melihat wajahnya, tidak perlu membuka kerudung atau jilbab. Bagaimana kalau interaksi via telephon atau sms?, boleh selama ada keperluan. Kalau cuma menanyakan sudah makan belum?, lagi apa?, udah tahajud? . itu bukan termasuk keperluan.

2. Apa saja sih, yang Perlu Menjadi Pertimbangan Dalam Melakukan Ta’aruf?

Memilih calon istri atau suami tidaklah mudah bagi seorang muslim atau muslimah. Memilih pasangan hidup memerlukan pertimbangan dan membutuhkan waktu. Karena kriteria untuk menjadi pangan adalah orang yang mengerti agama dan paham syariat islam. Oleh karena itu hendaknya memilih pasangan dengan cermat dan teliti.

3. Jika Sudah Terlanjur Pacaran, Apa bisa Berta’aruf?

Mungkin diantara kita ada yang telah melakukan pacaran bahkan mungkin sudah bertahun-tahun. Tidak ada kata terlambat bagi seseorang untuk menuju kepada kebaikan. Ta’aruf merupakan solusi yang baik sebelum melanjutkan ke pernikahan.

Ketika kita memutuskan untuk menjalin hubungan yang serius tentunya hubungan yang diridhoi Allah, maka mulailah untuk menghindari berkhalwat dengan pacar, saling instropeksi diri dan saling memperbaiki diri.

4. Setelah Melakukan Ta’aruf, Apakah Harus Segera Menikah?

Adapun kelanjutan dari proses ta’aruf tersebut itu tergantung dari kedua belah pihak apakah mau lanjut ke jenjang pernikahan atau tidak. Bagaimana setelah melakukan ta’aruf lantas tidak merasa ada kecocokan?.

Sampaikan saja dengan santun, dan segera untuk menyelesaikan itu. Laki-laki berhak memilih wanita begitu juga wanita berhak untuk menolak. Jangan merasa segan, karena tidak ada yang di rugikan dalam maslah ini. 

Akan tetapi jika sudah merasa pas di hati, dan kedua nya merasa cocok, bisa hari itu juga di langsungkan pernikahan kalau kedua belah pihak setuju. Tapi baiknya meminta waktu untuk beristikharah memohon kepada Allah agar diberi petunjuk, ketetapan dan keteguhan hati untuk menentukan pilihan.

Bermusyawarah juga dengan keluarga dan pembmbing atau ustadz. Setelah keduanya sepakat lebih baik segera dilangsungkan pernikahan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa prosesi ta’aruf sebenarnya adalah proses untuk mengenal satu sama lain tanpa ada yang dirugikan dari kedua belah pihak.

Biasanya juga, ada orang ketiga atau keluarga, sehingga tidak akan terjadi khalwat /berdua-duaan yang akan menghindari dari fitnah / zina. Tentunya proses tersebut akan sangat baik dan sangat memuliakan dari pihak pria maupun wanita.

Akhir Kata

Demikianlah sobat semua postingan tentang Pertanyaan yang Sering Muncul Di Benak Kita Mengenai Ta’aruf. Semoga informasi yang bagikan ini berguna dan bermanfaat buat Teman-teman yang akan melakukan Ta’aruf .

Posting Komentar untuk "Pertanyaan yang Sering Muncul Di Benak Kita Mengenai Ta’aruf"

close